5 Fakta Tentang PSS Sleman
Story

5 Fakta Tentang PSS Sleman

PSS Sleman merupakan salah satu klub di Liga Indonesia yang memiliki sejumlah fakta menarik. Klub kebanggaan warga Kabupaten Sleman ini memiliki sejarah yang panjang dari awal mula berdirinya.

Didirikan pada 20 Mei 1976, PSS memulai perjuangannya dalam Kompetisi Divisi II PSSI pada tahun 1979. Di level tersebut, PSS banyak melawan rival-rival sekotanya yang berada di wilayah DIY, seperti Persiba Bantul, Persikup Kulon Progo, dan Persig Gunung Kidul.

Pada tahun 1996, PSS menjuarai kompetisi Divisi II wilayah DIY. Kemudian bergabung dengan perserikatan wilayah Jawa Tengah, bahkan sampai menjadi juara. Selain itu, PSS juga memiliki sejumlah cerita menarik lainnya. Berikut 5 fakta tentang PSS Sleman yang perlu kamu ketahui!

1. Identitas Klub

Identitas Klub

Salah satu fakta tentang PSS Sleman yang perlu kalian ketahui adalah identitas klub tersebut. Dalam upaya untuk menyiapkan pembentukan PSS, salah satu pendiri klub tersebut, Sudarsono KH bercerita sering menggelar pertemuan di rumahnya.

Pertemuan tersebut membahas banyak hal untuk membentuk PSS, seperti organisasi klub, menghimpun para pemain, warna kebesaran, logo tim, dan seragam yang digunakan saat bertanding. PSS Sendiri memiliki warna kebesaran hijau, dengan bentuk logo oval vertikal, dan terdapat atribut gambar candi dalam logo tersebut.

“Untuk warna hijau mengambil filosofi wilayah Sleman yang gemah ripah loh jinawi, ijo royo-royo sehingga pengurus memutuskan hijau sebagai warna kebesaran. Pengurus PSSI DIY mengapresiasi positif karena ada klub perserikatan baru PSS Sleman,” kata Sudarsono, mengutip dari Podcast PSS di YouTube PSS TV.

2. Tampil di Divisi I

Tampil di Divisi I

Fakta lainnya adalah PSS pertama kali tampil di kompetisi Divisi I pada 1997 hingga 1999. PSS perlahan tapi pasti mampu bersaing dengan tim-tim lain untuk terus menguji dirinya, sampai sekarang sudah bermain di Liga 1.

Meski baru berusia 46 tahun, PSS berhasil menjadi salah satu dari deretan klub terbaik yang ada di Indonesia. Sebelum berhasil membuktikan dirinya hingga bisa tampil di Liga 1, PSS memiliki cerita kelahirannya sendiri.

BaACA JUGA:   5 Rute Sepeda Seru di Yogyakarta

“Sebelum berdiri, ada beberapa personil atau tokoh di Sleman yang ikut klub internal PSIM Yogyakarta. Di antaranya Suryo Saryono (PS Satria), Subardi (ISSB), Hartadi (PSIM dan Sinar Utara), saya sendiri Sudarsono (PSSO). Kemudian lahir di ide dari empat orang ini menginginkan oleh Bupati Sleman, untuk berdirinya PSS Sleman,” ujar Sudarsono, mengutip dari bola.com.

3. Pernah Bermarkas di Stadion Tridadi

Pernah Bermarkas di Stadion Tridadi

PSS Sleman memiliki fakta lainnya seperti pernah menjadikan Stadion Tridadi sebagai markasnya. Saat ini, PSS sendiri sudah berpindah markas ke Stadion Maguwoharjo. Namun, Stadion Tridadi memiliki kenangan yang membekas sebagai saksi bisu PSS dua kali naik kasta.

“Ada kenangan yang sampai sekarang tidak terlupakan di Stadion Tridadi, saya mencetak dua gol yang menghantarkan PSS lolos ke Divisi Utama. Lawan PSB Bogor harus menang, hasil imbang pun kita tidak lolos ke Divisi Utama. Saat pertandingan kita leading dulu 1-0, PSB menyamakan kedudukan 1-1,” tutur M. Eksan tentang kenangannya di babak delapan besar Divisi 1 1999/2000, mengutip dari pssleman.id.

“Lima menit jelang pertandingan berakhir, posisi saya membelakangi gawang lawan, ada dua pemain lawan. Bola saya dorong ke depan, saya balik badan bola saya tendang pakai kaki kiri tahu-tahu bola masuk ke pojok kanan atas gawang, kiper tidak melihat. Akhirnya kita menang 2-1, dari situ muncul sebutan gol setan M. Eksan,” tambahnya.

4. Suporter yang Loyal

Suporter yang Loyal

Suporter dengan jumlah anggota yang sangat banyak dan loyal menjadi salah satu fakta yang dimiliki PSS Sleman. Selain Slemania, PSS juga memiliki barisan suporter seperti Brigata Curva Sud (BCS) yang terkenal dengan aksi dan kreativitasnya.

Menganut gaya suporter Italia, BCS selalu ada di barisan untuk mendukung PSS. Keberadaan mereka kerap kali berhasil untuk mengintimidasi lawan. Melansir dari bola.com, BCS pada awalnya dibentuk oleh lima komunitas suporter PSS Sleman pada 2010, mengadopsi kultur tifosi atau suporter Italia.

BaACA JUGA:   5 Tips Penting Saat Jogging

Nama Brigata Curva Sud sendiri berasal dari bahasa Italia dengan arti pasukan tribun selatan. Penggunaan bahasa tersebut terinspirasi dari ideologi suporter ultras Italia. BCS juga pernah menjadi ultras terbaik di Asia versi Copa90, situs digital pecinta sepakbola dunia.

5. Menggunakan Apparel SMBD

Menggunakan Apparel SMBD

Terakhir, fakta yang harus kamu ketahui tentang PSS Sleman adalah menggunakan apparel SMBD sebagai jersey kebanggaan mereka. SMBD sendiri sudah menjadi sponsor jersey PSS sejak 2012. Kelahiran SMBD juga dibangun oleh sekumpulan pendukung PSS yang jatuh cinta dengan dunia jersey.

Kehadiran SMBD juga menjadi sebuah monumen yang memaparkan tentang kemandirian dalam unit usaha. Sekaligus menjadi penegasan bahwa PSS sebagai klub yang mengarah kepada konsep mandiri.

Mengarungi Liga 1 Indonesia musim 2022/2023, SMBD merilis jersey PSS dengan mengusung tema Unity for Our Glory. Sekilas, jersey baru kali ini memang tidak terlihat megah. Tetapi detailnya dijamin membuat mata menjadi termanjakan.

Kalau diperhatikan secara seksama, jersey ini menggunakan motif rajut bata dalam kain yang menjadi bahan dasar. Motif ini merupakan representasi dari bata candi yang menunjukkan ada bangunan kokoh dan kuat. Seperti yang telah diketahui, candi sendiri merupakan ciri khas dan identitas dari Sleman itu sendiri. Motif desain segitiga yang ada pada jersey bagian pundak terinspirasi dari jersey musim 2005/2006.

Desain tersebut bermaksud untuk menegaskan bahwa persatuan antara pemain, pelatih dan suporter PSS Sleman. Pada bagian belakang pundak jersey diambil dari logo PSS untuk memperkuat tema Unity for Our Glory yang diusung.

Tapi kembali lagi, yang paling spesial dari jersey ini adalah bagian detailnya. Selain motif rajut bata yang digunakan, logo dan desain yang diterapkan bakal membuat penggemar semakin nyaman untuk mengenakannya.

 

Related Posts